Announcement:

Free Blogger Cafe's Template will be Available Soon for Download

Latest Updates

View More Articles

Tuesday, December 29, 2020

Serapan Cafe dan Kedai Kopi Meningkat

Kabar baik bagi para produsen kopi.  Gaya hidup milenial tak hanya melahirkan start up yang mampu mengekspor kopi asal Jatim ke Amerika, tapi juga kian menjamurnya kafe dan kedai kopi di berbagai kota. Dan itu membuat serapan mereka terhadap kopi pun kian meningkat. Menurut Specialty Coffee Association of Indonesia (SCAI) pertumbuhan usaha kedai kopi tahun 2020 diperkirakan mencapai 25%-30%. Bertambah 5% dari tahun sebelumnya yang "hanya" 15% hingga 20%.

Sayang, SCAI tak menyebut berapa persisnya volume serapan cafe dan kedai kopi lokal itu. Hanya, menurut  Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Kasdi Subagyono, serapan kopi dalam negeri mencapai 300 ribu - 350 ribu dari total produksi kopi nasional.

"Total serapan kopi dalam negeri yang diprediksi mencapai 300.000 sampai dengan 350.000 ton, dari total produksi nasional 760 ribu ton. Ditjenbun mempunyai program Gerakan Peningkatan Produksi, Nilai Tambah dan Daya Saing Perkebunan (GRASIDA), kita akan mendukung program tiga kali ekspor (Gratieks)," ujar Kasdi Subagyono.

Sementara itu, beberapa waktu silam, sebuah perusahaan riset menyebutkan bahwa 60% pasar kopi nasional dikuasai Kapal Api Group. Dan itu, menurut pihak Kapal Api, menyangkut volume kopi sebesar 60 ribu ton per tahun. Mengacu kepada data ini, 100 tibu ton kopi kita diserap industri kopi dalam negeri. Khususnya berupa kopi bubuk kemasan.

Kalaulah, serapan industri kopi itu mengalami kenaikan 5%-10% dibandingkan angka tersebut, maka kini mereka menyerap 105 ribu - 110 ribu ton produk kopi nasional.

Sumber: sindonews dan lainnya.
 

Saturday, December 26, 2020

Pandemi dan Tren Bisnis Kedai Kopi

Pandemi corona mengubah tren bisnis kopi pada 2021. Pemilik usaha kedai kopi diperkirakan semakin bersaing memperebutkan pelanggan dengan sajian minuman kopi berkualitas, harga terjangkau dan konsep gerai lebih sederhana. Ketua Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia, Moelyono Soesilo mengatakan pandemi corona menyebabkan permintaan dan konsumsi kopi dari hulu hingga hilir menurun. 

Dari sisi hulu, permintaan kopi arabika mengalami penurunan baik di sisi ekspor maupun perdagangan lokal. Sedangkan robusta mengalami anomali, karena pada awal pandemi permintaan naik cukup tinggi didorong kekhawatiran terjadinya karantina wilayah (lockdown). 

Pandemi yang terjadi di seluruh dunia, juga mengubah kebiasaan orang tetap di rumah (stay at home) dan bekerja dari rumah (work from home/WFH). Hal ini ikut mengubah kebiasaan orang menikmati kopi di kedai atau kafe, sehingga bisnis hilir terpukul.

Kafe kini tidak lagi dikunjungi sebagai tempat pertemuan (meeting point) atau lokasi bekerja selama pandemi dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Selain itu, dengan kondisi perekonomian saat ini konsumen cenderung membelanjakan uangnya untuk kebutuhan primer dibandingkan kebutuhan nonpremier. "Sehingga ada pergeraseran konsumsi kopi konsumen dari kafe high class ke tempat lebih sederhana. Kedai kopi pinggir jalan dengan ruang terbuka kini peminatnya banyak," katanya dalam diskusi Indonesia Industry Outlook 2021  pekan lalu.

Kafe kini tidak lagi dikunjungi sebagai tempat pertemuan (meeting point) atau lokasi bekerja selama pandemi dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Selain itu, dengan kondisi perekonomian saat ini konsumen cenderung membelanjakan uangnya untuk kebutuhan primer dibandingkan kebutuhan nonpremier. "Sehingga ada pergeraseran konsumsi kopi konsumen dari kafe high class ke tempat lebih sederhana. Kedai kopi pinggir jalan dengan ruang terbuka kini peminatnya banyak," katanya dalam diskusi Indonesia Industry Outlook 2021  pekan lalu.

Hingga saat ini, Kopi Kenangan menurutnya telah memiliki 400 gerai di sejumlah lokasi. Jumlah gerai ditergetkan mencapai 500 unit hingga akhir tahun. Pada 2021, ekspansi gerai offline akan tetap dilanjutkan terutama di luar Jawa. Perusahaan juga sebelumnya berencana melebarkan sayap dengan ekspansi ke Asean, namun harus tertunda karena ada pandemi corona. Sebagai gantinya, Kopi Kenangan akan meluncurkan brand dan produk baru di segmen makanan. Bisnis ini merupakan pelengkap dari usaha kopi yang sudah ada sebelumnya. Ruth juga mengatakan, beberapa merek yang akan diluncurkan ini merupakan pengembangan sendiri. Namun, perusahaan juga tidak menutup kemungkinan mengakuisisi merek lain yang dinilai menarik dan kompetitif.

Pada tahun lalu, Kopi Kenangan mendapatkan pendanaan seri A sebesar US$ 20 juta atau setara Rp 280 miliar. Pendanaan dipimpin oleh Sequoia India dengan beberapa investor lain yang berpartisipasi termasuk rapper Jay-Z dan petenis Serena Williams. 

Seperti diketahui, krisis kesehatan Covid-19 menyebabkan gerai kopi mulai lesu. Tutupnya pusat belanja dan pembatasan jam operasional fasilitas publik seperti stasiun dan sebagainya turut memukul usaha gerai kopi. 

Agar bisa bertahan di tengah situasi saat ini dan merespons permintaan konsumen yang berada di rumah,  beberapa kedai kopi pun ikut menjual penjual kopi dalam konsep literan. Maxx Coffee, Roempi Coffee, Kopitagram, dan menjual kopi dengan satuan liter di e-commerce. 

Starbucks juga menjual kopi literan seperti Emerald Green Tea Latte, Creamy Vanilla Latte, Hibiscus Tea Lemonade. Produk ini bisa dipesan melalui GoFood dan GrabFood.  

Sementara itu, riset Inventure dan Avara menunjukkan, terbatasnya aktivitas di luar rumah menyebabkan konsumsi kopi sachet meningkat. Kopi sachet menempati urutan pertama sebagai kopi yang paling diminati konsumen selama pandemi yaitu sebesar 48,4%. 

Berikutnya, kopi kemasaan sebesar 36,3% dan paling akhir adalah paket manual brew yaitu 16,7%. 

"Pandemi telah mengubah secara drastis perilaku para penikmat kopi. Di era leisure economy konsumen lebih suka nongkrong di kedai kopi, kini di era pandemic economy mereka terpaksa beralih ngopi di rumah," ujar Managing Partner Inventure Yuswohady, dalam risetnya.  




Berdasarkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian konsumsi kopi nasional pada 2016 mencapai sekitar 250 ribu ton dan tumbuh 10,54% menjadi 276 ribu ton. 

Konsumsi kopi Indonesia sepanjang periode 2016-2021 diprediksi tumbuh rata-rata 8,22%/tahun. Pada 2021, pasokan kopi diprediksi mencapai 795 ribu ton dengan konsumsi 370 ribu ton, sehingga terjadi surplus 425 ribu ton.

SUMBER: katadata.co.id 

Tren Bisnis Kopi dan Perkembangannya

Perkembangan tren kopi di Indonesia berlangsung cukup pesat selama beberapa waktu belakangan ini. Lebih dari sekadar aktivitas, minum kopi sudah berkembang menjadi bagian dari gaya hidup.

Bahkan saat ini kopi tidak lagi hanya untuk menghilangkan rasa kantuk, tapi juga menjadi teman setia saat nongkrong dengan teman atau sambil kerja. Menariknya, walaupun mungkin baru membeludak 1-2 tahun terakhir ini, sebetulnya tren bisnis kopi sudah dimulai sejak tahun 2014.

Hal tersebut disampaikan oleh seorang pemerhati gaya hidup dan makanan, Kevindra Soemantri, seperti yang dikutip dari Kompas.com. Peningkatan konsumsi kopi ini diikuti juga dengan kebiasaan nongkrong di kedai kopi.

Saat ini, Anda bisa dengan mudah menemukan kedai kopi di berbagai kota di Indonesia. Tidak mengherankan kalau tren bisnis kopi terus meningkat.

BISNIS KOPI DIPREDIKSI MASIH AKAN TERUS BERKEMBANG

Pusat Data dan Sistem Informasi Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa pada 2016 lalu saja, konsumsi kopi nasional sudah mencapai 249.800 ton. Menginjak tahun 2018, jumlah tersebut meningkat hingga 314.400 ton.

Tingginya tingkat konsumsi pun memberikan dampak pada bisnis kopi di Indonesia. Dikutip dari Bisnis.com, bisnis kedai kopi di Indonesia diprediksi akan mencapai angka 15% – 20%. Angka ini naik kalau dibandingkan dengan tahun 2018 yang hanya mencapai 8% – 10%.

Hebatnya, walaupun angka pada tren bisnis kopi sudah cukup tinggi, angka tersebut diprediksi masih akan terus naik. Pada tahun 2021 nanti, konsumsi kopi diprediksi bakal mencapai angka 370.000 ton.

TREN BISNIS KOPI YANG SUKSES DAPAT INVESTOR

Perkembangan bisnis kopi yang begitu pesat membuat banyak investor dan perusahaan ventura tertarik untuk berinvestasi pada kedai kopi. Sudah sejak tiga tahun terakhir ini, para investor menyuntikkan dana mereka ke berbagai kedai kopi.

Hal ini dianggap cukup mengejutkan mengingat selama ini kebanyakan investor hanya memberikan dana ke startup di bidang teknologi. 

Pada Januari 2019 lalu, ada dua brand kopi lokal yang mendapatkan dana investasi sebesar 8,5 juta USD atau sekitar Rp127 miliar dari Agaeti Venture Capital, SMDV, Insignia Ventures Partners, East Ventures, dan Pavilion Capital, serta 20 juta USD atau sekitar Rp288 miliar dari Sequoia India.

Investasi tersebut membuat dua brand kopi lokal ini semakin rajin membuka gerai baru dan ekspansi dengan sangat cepat.

Sedangkan bagi pengusaha kopi lainnya, keberhasilan dua brand kopi lokal ini meraih investasi membuka pasar bagi mereka. Artinya, brand lokal lain juga berpotensi dilirik oleh investor besar apabila memang memiliki bisnis yang menarik.

Investasi ini bisa membuat pengusaha lokal membuka lebih banyak gerai dan berekspansi semakin cepat di seluruh Indonesia.

RAGAM IDE BISNIS KOPI

Melihat tren kedai kopi kekinian yang melejit, Anda mungkin tergiur untuk memulai dan menggeluti bisnis satu ini. Namun, selain ide bisnis ini, masih ada pula ide bisnis lain yang berkaitan dengan kopi dan bisa Anda pertimbangkan, yaitu:

JUAL BIJI KOPI

Bisnis kopi satu ini membutuhkan koneksi dengan petani kopi, pabrik kopi, dan roaster. Anda bisa membeli biji kopi dari mereka, tentunya dengan harga lebih murah karena langsung dari tangan pertama. Lalu, Anda dapat menjual kembali biji kopi tersebut ke kedai-kedai kopi atau me-rebrand-nya kembali.

COLD BREW

Cold brew adalah teknik menyeduh kopi dengan air bersuhu ruang atau dingin selama kurang lebih 12-24 jam. Tidak perlu membangun kedai kopi, Anda hanya butuh alat khusus cold brew atau cold drip. Sajikan dalam botol dengan desain menarik, lalu pasarkan melalui media sosial.

GEROBAK KOPI

Di Indonesia, usaha gerobak kopi keliling sepertinya masih belum terlalu populer. Hal ini bisa menjadi peluang bagi Anda untuk membuka pasar dan menjadi pioneer.

Kebanyakan gerobak kopi pun biasanya hanya menjual kopi kemasan. Anda bisa menawarkan es kopi kekinian dan berbagai menu lain dengan menjalani usaha starling atau gerobak kopi keliling.

Tren bisnis kopi memang sangat menarik untuk digeluti. Namun, mengingat ada begitu banyak kompetitor, penting bagi Anda untuk mengamati tren ini dan melihat peluang Anda. Semoga berhasil!

SUMBER: gobiz.com

Serapan Cafe dan Kedai Kopi Meningkat

Kabar baik bagi para produsen kopi.  Gaya hidup milenial tak hanya melahirkan start up yang mampu mengekspor kopi asal Jatim ke Amerika, tap...

Copyright @ 2014 econazt - FREE BLOGGER CAFE. Designed by BLOGGER CHILI Published By Gooyaabi Templates